Tukang Tambal Makin Ngehits Bareng OM Lorenza

Om Lorenza: Dangdut Jadulnya Indonesia

Jagad dunia maya khususnya Tiktok dan Youtube belakangan ini dihebohkan oleh kemunculan sebuah grup musik dangdut asal Sukoharjo bernama Om Lorenza.

Yang membuat mereka menarik bukan hanya musikalitasnya, tetapi juga slogan khas yang diusung: Dangdut Jadulnya Indonesia.

Grup ini secara konsisten membawakan lagu-lagu dangdut lawas dari era 70-an, 80-an, hingga 90-an—repertoar yang kini jarang terdengar di panggung musik populer, yang lebih banyak didominasi dangdut modern dan musik-musik berirama ambyar.

Namun, kemunculan Om Lorenza bukan sekadar nostalgia. Bisa jadi Ia adalah bentuk keprihatinan terhadap perkembangan modernitas musik dangdut yang semakin jauh dari akar tradisionalnya.

Di tengah dominasi dangdut koplo dengan aransemen cepat dan musik ambyar yang kerap berkisah tentang patah hati berkepanjangan, Om Lorenza justru menghidupkan kembali esensi dangdut sebagai musik rakyat yang membangkitkan gairah, menghadirkan kegembiraan, dan merayakan kehidupan.

Lebih dari sekadar hiburan, Om Lorenza dan komunitas penggemarnya sebagai “Pasukan Ngibing” menghadirkan kembali atmosfer dangdut klasik dengan segala keunikannya.

Mereka tidak hanya menikmati musik, tetapi juga secara sadar membentuk identitas dengan mengadopsi gaya khas masa lalu: baju hem berwarna-warni, celana panjang cutbray, potongan rambut kribo, kain syal yang menjuntai, serta aksesoris seperti radio dan tape recorder jadul serta koper kecil yang lekat dengan citra perantau zaman dulu.

Ini bukan sekadar gaya, melainkan simbol bahwa sejarah selalu berputar seperti spiral—apa yang pernah menjadi bagian dari masa lalu akan kembali ke titik yang sama, meskipun tidak serupa.

Sejarah musik dangdut sendiri membuktikan bahwa ia selalu berevolusi. Dari pengaruh musik Melayu dan India di era 60-an, berkembang dengan sentuhan rock dan orkestra di era Rhoma Irama pada 70-an dan 80-an, kemudian mengalami gebrakan dengan dangdut disko dan remix di 90-an, hingga akhirnya masuk ke era koplo dan dangdut elektronik di abad ke-21.

Namun, di tengah arus evolusi ini, ada siklus yang berulang—kecintaan terhadap dangdut klasik kembali tumbuh, membuktikan bahwa modernitas tidak selalu berarti meninggalkan yang lama.

Kehadiran Om Lorenza dan Pasukan Ngibing adalah penanda bahwa di era digital ini, ada yang merindukan kehangatan masa lalu. Ini adalah pengingat bahwa musik bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi juga menjaga akar dan merawat ingatan kolektif. Mereka yang dulu dianggap “lawas” kini justru tampil dan mengambil panggung.

Inilah momen di mana perputaran waktu membawa kita kembali ke titik yang sama—bukan sebagai pengulangan, melainkan sebagai siklus alami kehidupan yang terus bergerak. Jika kalian ingin menikmati Musik Dangdut Jadulnya Indonesia, silahkan kunjungi akun youtube Lorenza Jadul Official.

Wayahe wong lawasan tampil!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *