Gadis Temanggung Pengidap Bipolar Terjun Ke Bengawan Solo, BPBD Temanggung Turunkan Relawan Bantu Operasi SAR

Kabar Karanganyar, – Duka mendalam menyelimuti dunia pendidikan dan kemanusiaan. Seorang mahasiswi asal Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dilaporkan melompat ke Sungai Bengawan Solo pada Selasa, 1 Juli 2025. Peristiwa tragis ini mengundang keprihatinan dari banyak pihak, termasuk relawan SAR di daerah asal korban terjun langsung dalam operasi SAR tersebut.

Dalam catatan harian yang ditemukan di lokasi kejadian, korban meninggalkan pesan emosional bahwa ia mengidap gangguan bipolar dan merasa tak sanggup lagi menjalani hidup dengan kondisi tersebut. Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada seorang pria bergelar dokter yang disebutnya pernah memberinya nasihat penting, namun ia merasa gagal mewujudkan harapan tersebut.

Tak lupa, korban juga menuliskan permohonan maaf kepada ibunda tercinta, yang menurutnya merupakan satu-satunya sumber semangat dalam perjuangan menghadapi bipolar yang dideritanya.

Menanggapi insiden ini, Komandan SAR Kabupaten Temanggung, Suhendra, menyampaikan bahwa pihak kabupaten Temanggung langsung mengirimkan tim relawan untuk bergabung dalam operasi pencarian di Bengawan Solo.

“Sekitar pukul 16.00 WIB, satu SRU (Search and Rescue Unit) berkekuatan 5 personel kami berangkatkan ke Solo. Mereka membawa peralatan standar operasi air dari BPBD Temanggung dan dipimpin langsung oleh Kepala Pelaksana Harian BPBD, Totok Nursetyanto, S.Tp ” ujar Suhendra dalam keterangannya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa tim kedua direncanakan akan menyusul setelah waktu maghrib. Operasi ini akan mengikuti sistem komando SAR (SMC) yang sudah ditetapkan dalam prosedur pencarian dan penyelamatan.

“Kami bersiap untuk operasi SAR selama tujuh hari di Bengawan Solo, namun tentu saja harapan kami adalah korban dapat segera ditemukan sebelum waktu tersebut,” pungkas Suhendra.

Tragedi ini menjadi pengingat keras akan pentingnya kesadaran dan penanganan yang serius terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan anak muda dan mahasiswa. Masyarakat pun diimbau untuk lebih peka terhadap individu yang menunjukkan gejala gangguan kejiwaan agar bisa ditangani sedini mungkin. (Hds/K2)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *