Kabar Karanganyar, – Makam atau tempat di kuburnya jasat seseorang setelah terlepas dari urusan duniawinya, bagi sebagian masyarakat Jawa adalah tempat sakral.
Dimana mereka anggap jasad moyang dan leluhurnya disemayamkan sebelum dibangkitkan menuju perhitungan amal – amalnya didunia.
Sebagian masyarakat Jawa sangatlah menghormati tempat sunyi tersebut sebagai simbol penghormatan dan pengingat bahwa akan ada akhir dari kehidupan mereka.

Hal tersebut dijiwai oleh seorang Sepuh di desa Jaten bernama mbah Sarmini, yang selalu datang bersama bunga telon berikut komplitanya untuk mendo’akan keluarga di makam payaman desa Jaten.
Mbah Sarmini biasa datang ke makam payaman tersebut setiap sore di hari Kamis dengan melewati jalan di depan lokasi TPS (tempat pembuangan sampah) desa Jaten.
Diakhir waktu – waktu ini langkah lemah mbah Sarmini untuk menuju makam di sulitkan dengan tumpukan sampah yang berbau busuk di TPS tersebut karena tak terkelola dengan baik oleh pengurusnya.
Mbah Sarmini pun keluhkan tak lagi bisa kusuk dalam memanjatkan do’a karena tumpukan sampah tersebut menutupi sebagian area pemakaman dan bau busuknya mengundang banyak lalat yang mengganggu lingkungan.
” Kalau jalan menuju makam saat ini sulit harus lewati tumpukan sampah, lalat – lalatnya pun banyak ganggu saat berdo’a di makam ” Ungkap mbah Sarmini.
Merasa miris dengan kondisi tersebut Rober Christanto yang datang ke lokasi TPS Kamis (10/04/2025) untuk selesaikan masalah, perintahkan pemerintah Desa untuk segera tuntaskan tumpukan sampah yang tak terkelola tersebut.
Menurut Rober lokasi pemakaman yang berada di lingkungan TPS tersebut adalah tempat sakral , dimana rasa menghargai yang sudah tiada itu harus tetap dijaga kesucianya.
Dengan menjaga kebersihan lingkungan makam dari tumpukan sampah akibat TPS yang tak dikelola tersebut menurut Rober bisa mencerminkan bagaimana kita menghargai diri kita sendiri yang suatu saat nanti akan berada ditempat yang sama dengan mereka yang sudah dibaringkan terlebih dulu.
” Sampah itu bukan sekedar soal kebersihan, ia bisa jadi cermin kita tentang bagaimana memperlakukan yang tak bersuara ” Ungkap trenyuh Rober.

” Bagaimana kita bisa lupa??? Kalau yang sunyi itupun berhak untuk kita hargai ” Refleksi Rober ingatkan pentingnya meyakini dan menghargai segala sesuatu yang ghoib di sekitar kita.
Menyikapi hal yang memilukan di lingkungan TPS desa Jaten dengan tumpukan sampah yang sudah hampir menutupi makam Payaman tersebut, Rober minta untuk tidak lagi menunda penanganan sampah Di TPS Desa Jaten Tersebut. (Hds/K2)